Ngaji Cangkru’an

Sentuhan Spiritualitas Bersama Gus Huzaem SAgi Bin KH Abdur Rochim Huzaemi


Pasuruan, Seputarperistiwanews.com — Dalam nuansa penuh kehangatan dan spiritualitas, kegiatan Rutinan Ngaji Cangkru’an terus menjadi oase ilmu dan keimanan bagi warga. Di bawah asuhan langsung Gus Huzaem SAgi, putra dari KH Abdur Rochim Huzaemi, majelis ini tak hanya menyampaikan ilmu agama secara mendalam, tetapi juga menyentuh sisi-sisi kebudayaan lokal yang merangkul seluruh lapisan masyarakat.

Dengan pendekatan yang komunikatif dan penuh hikmah, Gus Huzaem memandu jamaah memahami esensi ajaran Islam melalui dialog santai dan pemaparan yang mudah dicerna. Gaya ngaji yang merakyat membuat jamaah merasa dekat, baik secara spiritual maupun emosional.

Suasana malam di Jl. Halmahera Gg 3 RT 03 RW III, Kelurahan Tamba’an Kota Pasuruan terasa hangat dan penuh hikmah, Minggu (3/8/2025) pukul 19.30 WIB. Warga berduyun-duyun menghadiri majelis sederhana namun sarat makna bertajuk Ngaji Cangkru’an dengan tema “Memahami Rukun Salat dan Cara Mengerjakannya”.

Acara ini bukan sekadar kumpul-kumpul, tetapi menjadi momen edukatif dan reflektif yang menghidupkan tradisi keislaman dalam bentuk yang akrab. Peserta dari berbagai kalangan, mulai remaja hingga orang tua, tampak antusias mengikuti kajian yang disampaikan dengan bahasa yang ringan namun mendalam.

Dalam kajian tersebut, pemateri mengupas secara rinci 17 rukun salat yang menjadi fondasi sahnya ibadah salat menurut syariat Islam. Mulai dari niat, takbiratul ihram, hingga tertib dalam gerakan dan bacaan, setiap rukun dijelaskan secara praktis agar mudah dipahami dan diamalkan.

“Banyak dari kita salat setiap hari, tapi belum tentu memahami bagian-bagian yang membuatnya sah. Memahami rukun itu seperti memperbaiki pondasi rumah ibadah kita. Kalau kuat pondasinya, insya Allah ibadah kita lebih diterima,” ujar pemateri dalam sesi dialog interaktif.

Nuansa guyub yang tercipta dalam kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan agama tak harus formal di ruang kelas. Semangat warga dalam belajar bersama menegaskan bahwa ngaji bisa menjadi gerakan sosial spiritual yang menyentuh akar budaya dan nilai komunitas.

Acara ini diharapkan menjadi rutinitas dakwah yang berkesinambungan, tak hanya menanamkan pengetahuan tetapi juga memperkuat praktik keimanan dalam kehidupan sehari-hari. Warga mengusulkan agar tema-tema selanjutnya membahas bab wudhu, bacaan salat, serta etika kehidupan dalam Islam.

(M. Toyib/ARYA)

Lebih baru Lebih lama