Nganjuk, Seputarperistiwanews.com – Sujarno, S.T., Kepala Kelurahan Latek, meluncurkan program inovatif untuk mengatasi masalah sampah di wilayahnya. Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keterlibatan warga, Sujarno memimpin program "Studi Tiru" yang mengajak masyarakat untuk langsung belajar dari pengalaman pengelolaan sampah yang sukses di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Nganjuk, tepatnya di Jl. Mayjen Sutoyo No.59, Strenan, Kartoharjo, Nganjuk, pada Sabtu, 1 Februari 2025.
Program ini dirancang untuk memberikan wawasan yang lebih mendalam kepada warga tentang pentingnya daur ulang dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. TPST Nganjuk, yang dikenal dengan fasilitas pengolahan sampah modern mulai dari pemilahan hingga pengolahan akhir, menjadi tempat ideal untuk menggali ilmu mengenai pengelolaan sampah berbasis prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Selain itu, tujuan utama dari program ini adalah untuk mengurangi ketergantungan pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, serta meningkatkan kualitas lingkungan sekitar.
Pada acara tersebut, warga Kelurahan Latek dan kader yang turut serta disambut hangat oleh Sumadi S.T., M.K., Kepala Bidang Pengolahan Sampah dan B3 DLH Nganjuk. Setelah pemaparan teori, para peserta diajak berkeliling ke berbagai area di TPST, termasuk tempat pengolahan sampah organik dan pembuatan kompos. Petugas seperti Partini, Imas, Nikmatul, Pak Jadi, dan Cahyo memberikan penjelasan mendalam tentang cara kerja pengelolaan sampah organik yang melibatkan fermentasi dan pembuatan pakan ternak dari bahan sampah.
Sujarno, yang juga menjadi penggerak utama program ini, menjelaskan bahwa "Studi Tiru" merupakan cara yang efektif untuk membawa masyarakat langsung melihat praktek terbaik dalam pengelolaan sampah. "Kami ingin warga Kelurahan Latek melihat langsung bagaimana pengelolaan sampah yang ramah lingkungan diterapkan di tempat lain. Ini bukan hanya teori, tetapi pengalaman yang bisa memberi wawasan lebih dalam bagi mereka," ungkap Sujarno. Ia juga menambahkan bahwa program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam merencanakan TPST di Kelurahan Latek yang dapat mengelola sampah dengan lebih baik seiring dengan meningkatnya volume sampah akibat pertumbuhan penduduk.
Program ini tidak hanya bertujuan sebagai pelatihan, tetapi juga sebagai ajang untuk meningkatkan kesadaran lingkungan. Sujarno berharap setelah mengikuti kegiatan ini, warga Kelurahan Latek dapat lebih memahami dan mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh untuk mengelola sampah dengan cara yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Tak hanya itu, kunjungan ini dilanjutkan dengan pertemuan di Bank Sampah Unit (BSU) Kartoharjo. Dwi Yuli Rustanti, Penanggung Jawab BSU, bersama Sri Agung, Ketua BSU, dan M. Kusnun Afandi, S.Sos., Kepala Kelurahan Kartoharjo, memberikan sambutan dan mengungkapkan pentingnya kolaborasi untuk memajukan pengelolaan sampah. "Belajar bareng" menjadi motto yang diusung dalam upaya bersama ini.
Wulandari, Bendahara BSU, juga menyampaikan pentingnya sosialisasi mengenai barang bekas (rosokan). Ia mengajak warga untuk aktif mengumpulkan sampah yang kemudian akan dijemput oleh petugas BSU. Hasil karya dari Bank Sampah Unit BSU Kartoharjo juga telah dipasarkan melalui platform online maupun dijual langsung pada pertemuan arisan, serta bisa disewa untuk keperluan pawai kebudayaan atau carnival.
Dengan semangat gotong royong dan komitmen kuat untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, Kelurahan Latek berharap dapat menjadi contoh bagi kelurahan lainnya dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Program ini membuka jalan bagi terciptanya kawasan yang lebih sehat dan nyaman bagi masyarakat, sekaligus mempromosikan kesadaran dan tanggung jawab bersama dalam menjaga kebersihan lingkungan.
(KIM/Arya)