Ali Reza Tegap di Garda Terdepan: Pimpin Upacara Kemerdekaan, Muhammadiyah Bangil Menyatu dalam Kobaran Merah Putih
Kegiatan ini diikuti oleh jajaran Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bangil, Pimpinan Aisyiyah, pimpinan organisasi otonom (ortom), kepala sekolah, guru, serta seluruh murid dari unit pendidikan Muhammadiyah Bangil. Lebih dari sekadar seremoni, upacara ini menjadi simbol kobaran semangat nasionalisme yang menyatu dalam jiwa generasi muda.
Asyari, Ketua PCM Bangil, bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, ia menegaskan bahwa kemerdekaan bukan hanya perayaan, tetapi panggilan untuk mengisi ruang sejarah dengan kontribusi positif.
“Kemerdekaan ini harus diisi dengan sisi positif demi tujuan Muhammadiyah untuk menegakkan dan mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” tegas Asyari.
Ia mengajak seluruh peserta untuk menjadikan momen 17 Agustus sebagai titik tolak pembaruan diri, penguatan nilai-nilai keislaman, dan komitmen nyata bagi bangsa. Suaranya menggema, menyentuh hati para peserta yang berdiri dalam barisan tertib dan penuh semangat.
Avivi, guru SD Muhammadiyah Bangil, turut menyampaikan bahwa upacara ini bukan hanya ajang penghormatan terhadap sejarah perjuangan bangsa, tetapi juga momentum mempererat silaturahmi dan memperkuat komitmen bersama.
“Upacara ini tidak hanya memperingati kemerdekaan Indonesia, tetapi juga memperkuat tali silaturahmi dan komitmen kita untuk memajukan bangsa dan organisasi Muhammadiyah,” ujarnya.
Lagu-lagu perjuangan dikumandangkan, wajah-wajah muda bersinar dengan semangat kebangsaan, dan suasana patriotik menyelimuti seluruh area upacara. Di tengah kobaran Merah Putih, Perguruan Muhammadiyah Bangil menegaskan bahwa semangat kemerdekaan bukan milik masa lalu semata, tetapi terus hidup dan berkembang dalam jiwa generasi penerus bangsa.
Sebagai Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Bangil, Marisa Izzah, S.Pd., M.Pd. tampil penuh wibawa dan ketulusan dalam upacara peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia. Di tengah barisan siswa dan guru yang berdiri tegap, Marisa menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menanamkan semangat nasionalisme sejak dini.
“Upacara bendera ini sangat penting untuk meningkatkan rasa nasionalisme kita semua dan menumbuhkan rasa kepedulian dalam mengenang jasa para pahlawan,” tuturnya dengan penuh semangat.
Tak hanya berhenti pada seremonial, Marisa mengajak seluruh elemen sekolah—siswa, dewan guru, pegawai, dan peserta upacara—untuk menjadikan momen kemerdekaan sebagai titik tolak pembaruan diri. Ia menekankan pentingnya memperkuat nilai-nilai keislaman dan memberikan kontribusi nyata bagi bangsa.
“Mari jadikan momentum ini sebagai awal pembaruan diri, penguatan nilai-nilai keislaman, dan wujudkan kontribusi nyata kita untuk Indonesia,” pungkasnya.
Dengan kepemimpinan yang menginspirasi dan visi pendidikan yang kuat, Marisa Izzah terus meneguhkan peran SD Muhammadiyah Bangil sebagai lembaga yang tak hanya mencetak generasi cerdas, tetapi juga berkarakter dan cinta tanah air.
(Muhammad Ali Reza)