Haul Akbar dan Peresmian Majelis Taklim Palenggahan Askoro Agung

Dakwah, Doa, dan Edukasi Bahaya Narkoba Menyatu di Tengah Masyarakat

Pasuruan, Seputarperistiwanews.com — Dusun Ngemplak, Desa Toyaning, Kecamatan Rejoso, digelar Haul Akbar almaghfurlah KH. Abdul Adhim Hilmy yang dirangkaikan dengan peresmian Majelis Taklim Palenggahan Askoro Agung, Sabtu (12/7). Namun lebih dari itu, gelaran ini menjadi momen langka di mana dakwah spiritual bersanding erat dengan edukasi bahaya narkoba, menjangkau hingga akar rumput.

Di tengah derasnya tantangan zaman dan makin mengkhawatirkannya penyalahgunaan narkotika, inisiatif warga bersama tokoh agama dan pemerintah ini terasa seperti pelita. Bukan hanya mengenang sosok ulama yang sabar dan istiqamah, kegiatan ini juga menegaskan arah baru dakwah: menyentuh problematika nyata masyarakat dengan cara yang arif, solutif, dan bermakna.

Bukan Sekadar Majelis, Tapi Gerakan Sosial.Peresmian Majelis Taklim ini dihadiri sekitar 800 ratusan jamaah, tokoh agama, perangkat desa, aparat tiga pilar, hingga pejabat dari Kabupaten Pasuruan dan Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, H. Mahmud, Ketua Panitia, menekankan bahwa majelis taklim ini dirancang sebagai ruang terbuka, bukan hanya untuk pengajian dan dzikir, tetapi juga untuk pembinaan moral dan pemberdayaan umat.

“Kita ingin majelis ini menjadi pusat dakwah yang inklusif, tempat belajar agama sekaligus wadah edukasi sosial dan moral, termasuk penanggulangan narkoba,” ungkapnya mantap.

Ke depan, majelis ini direncanakan rutin menggelar kajian keagamaan, pelatihan keterampilan, penyuluhan kebangsaan, serta sosialisasi bahaya narkoba bekerja sama dengan BNN dan Bakesbangpol.

Bahaya Narkoba di Tengah Religiusitas: Sebuah Alarm Sosial. 

Puncak edukasi dalam acara ini datang dari para narasumber utama. Dadang Buana, S.H., Ketua umum Gerakan Masyarakat Anti Narkoba (GAMAN) Semeru, tampil membuka wawasan jamaah tentang jenis-jenis narkoba yang merusak, dari ganja, sabu- sabu, hingga psikotropika.

“Narkoba bukan hanya pelanggaran hukum. Ini adalah bom waktu yang bisa merusak masa depan generasi. Kita tidak bisa diam,” tegasnya dalam nada serius.

M. Ansori, Sekretaris Bakesbangpol Provinsi Jawa Timur, menambahkan pentingnya memasukkan materi bahaya narkoba ke dalam pendidikan diniyah. Ia mendorong para ustadz, ustadzah, ormas, TOGA dan TOMAS untuk aktif membumikan edukasi tersebut di tengah umat.

Dari perspektif lapangan, Adin dari BNN Kabupaten Pasuruan, menyuguhkan data mencengangkan. Anak usia 10 tahun kini telah terdeteksi sebagai pengguna, bahkan ada lansia usia 80 tahun yang terjerat kasus sabu.

“Ini bukan sekadar kejahatan. Ini darurat nasional. Edukasi harus dimulai dari rumah,” serunya dengan nada prihatin.

Di sela agenda edukasi dan tausiyah, suasana menjadi haru saat KH. Ahmad Taufiq Arafat, putra almaghfurlah KH. Adhim Hilmy, menyampaikan pesan keluarga. Ia mengenang sang ayah sebagai ulama yang alim, penuh kesabaran, dan istiqamah dalam mendidik umat.

“Askoro berasal dari bahasa Sansekerta, yang dapat dikaitkan dengan makna cahaya, kilau, atau yang bersinar. Semoga tempat ini benar-benar jadi pelita bagi masyarakat,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan cita-cita besar keluarga mendirikan Pondok Pesantren Nurul Adhim, sebagai kelanjutan perjuangan sang ayah dalam mendidik generasi.

Gus Luthfi, Ketua MWC NU sekaligus Ketua MUI Kecamatan Rejoso, menegaskan bahwa haul adalah bentuk bakti tertinggi anak kepada orang tua yang telah wafat, dengan doa dan permohonan ampunan.

Acara ditutup dengan tausiyah KH. Romli Abdullah dari Bendungan, Pasuruan, yang mengangkat tema tentang nikmat hidup dan pentingnya menjaga keselamatan jiwa di tengah godaan zaman. Satu per satu jamaah terdiam dalam renungan, mencatat pesan-pesan kebaikan yang tak lekang oleh waktu.

Dari haul, doa, hingga kampanye lawan dan anti narkoba, semua menyatu dalam satu semangat: membangun masyarakat yang sehat, berakhlak, dan tercerahkan.

Di tengah derasnya tantangan zaman, Majelis Taklim Palenggahan Askoro Agung hadir sebagai bukti bahwa dakwah bisa menjadi solusi. Ia tidak hanya menyentuh langit lewat doa, tapi juga menapak bumi lewat aksi nyata. Dari Dusun Ngemplak, sebuah sinar baru menyala, semoga terus menerangi desa-desa lainnya di seluruh Nusantara.

(ARYA)

Lebih baru Lebih lama