Menjaga Api Kebangsaan, Bukan Sekadar Seremoni, Nasionalisme Harus Tumbuh dari Keluarga
Pasuruan, Seputarperistiwanews.com — Di tengah sejuknya udara Prigen, semangat nasionalisme justru berkobar hangat di ruang pertemuan Hotel Royal Senyiur. Puluhan peserta dari berbagai unsur masyarakat hadir dalam kegiatan sosialisasi wawasan kebangsaan yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL) Kabupaten Pasuruan. Acara ini bukan sekadar ajang seremonial, ia menjadi ruang refleksi dan penguatan nilai kebangsaan di tengah gempuran arus global.
Kegiatan yang digelar selama dua hari, 30 April hingga 1 Mei 2025, ini turut menghadirkan sejumlah tokoh penting seperti anggota DPRD Fraksi Partai Gerindra, Kabupaten Pasuruan Febri Irawan Darwis, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Pasuruan Diano Vela Very S., S.Sos., M.A, serta narasumber dari Satresnarkoba Polres Pasuruan M. Fayor Indranata, S.H.
Dalam sambutan pembukaan, Kepala BAKESBANGPOL Edy Supriyanto menyuarakan keprihatinannya atas merosotnya rasa nasionalisme, terutama di kalangan muda. Ia mengingatkan bahwa cinta tanah air harus dimulai dari lingkup paling kecil, keluarga.
“Indonesia adalah harga mati. Rumah adalah sekolah pertama, orang tua adalah guru pertama,” ungkapnya dengan lantang, mengajak semua yang hadir untuk menjadikan keluarga sebagai basis pendidikan karakter bangsa.
Seruan itu diperkuat oleh Febri Irawan Darwis yang tampil dengan pesan yang membekas. Baginya, kegiatan ini bukanlah rutinitas birokratis, melainkan momentum untuk kembali menghidupkan nilai-nilai kebangsaan di tengah masyarakat.
“Ini ruang aktualisasi nilai-nilai kebangsaan, bukan formalitas belaka,” tegas Febri. “Dan nasionalisme sejati tumbuh, bukan dari panggung, tapi dari meja makan, ruang keluarga, dan pelukan orang tua.”
Nuansa kegiatan makin terasa serius saat materi “No DRUGS” dibawakan oleh Ipda Indra dari Satresnarkoba. Ia tak hanya menjelaskan jenis-jenis narkotika, tapi juga menggambarkan betapa bahayanya narkoba dalam menghancurkan masa depan bangsa. “Narkoba tidak hanya menghancurkan tubuh, tapi juga merobek harapan bangsa,” ucapnya tegas.
Lebih dari sekadar pembekalan, kegiatan ini menjadi wadah membentuk agen-agen perubahan. Para peserta, dari tokoh agama hingga generasi muda, didorong untuk menjadi penutur nilai-nilai kebangsaan di lingkungan masing-masing.
Dari Royal Senyiur, suara kebangsaan tidak hanya terdengar, ia mengakar, mengingatkan kita semua bahwa mencintai Indonesia dimulai dari rumah, dan dijaga bersama sebagai warisan luhur yang tak boleh padam.
(SBM/Arya)