Pasuruan, Seputarperistiwanews.com – Musik mengalun lembut dari panggung yang berdiri megah di alun-alun Kecamatan Bangil. Sorotan lampu menari bersama alunan irama Campursari, Minggu 18 Mei 2025, menyatukan nada-nada tradisi dengan pesan-pesan keselamatan. Malam itu bukan sekadar pertunjukan seni, juga sebagai panggung edukasi yang menghidupkan komunikasi antara pemerintah dan rakyatnya.
Di tengah ribuan pasang mata yang menyaksikan, suara perwakilan Kominfo, Maria Ulfa, mengalun tegas diatas panggung Ia memperkenalkan layanan Call Center 112, sebuah kanal darurat yang bisa diakses gratis oleh seluruh warga saat terjadi bencana atau keadaan mendesak.
“Call Center 112 adalah layanan tanpa pulsa. Saat terjadi tanah longsor, kebakaran, kecelakaan atau bencana lainnya, cukup hubungi 112. Laporan akan langsung diteruskan ke petugas yang berwenang,” jelas Maria Ulfa
Kehadiran Febri Irawan Darwis menambah semarak malam pagelaran Campursari, dalam wawancara menyampaikan bahwa "Melalui irama campursari, kita tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga menyampaikan pesan penting tentang keselamatan dan layanan darurat", ujarnya
Moh. Saikhu, ketua FPRB Bangil yang turut mengawal juga menyuarakan bahwa “Pagelaran ini berhasil menggabungkan hiburan rakyat dan penyuluhan publik dalam satu panggung yang merakyat. Ini bukan sekadar seni. Ini jembatan antara pemerintah dan rakyat,” ungkap Saikhu dengan penuh antusias. Ia berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak wilayah di Kabupaten Pasuruan.
Namun sorotan malam tak lepas dari figur Febri Irawan Darwis sendiri. Dikenal dekat dengan masyarakat budaya lokal, Febri percaya bahwa edukasi tidak selalu harus disampaikan dalam bentuk formal. “Melalui irama Campursari, kita tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga menyampaikan pesan penting tentang keselamatan dan layanan darurat,” ungkapnya saat diwawancarai seusai acara.
Antusiasme warga menjadi bukti bahwa pertunjukan rakyat masih menjadi magnet sosial yang kuat. Dari anak-anak hingga lansia, semua larut dalam suasana yang hangat dan penuh pesan. Campursari menjadi alat yang mempersatukan, sekaligus menyadarkan.
“Semoga dengan adanya kegiatan seperti ini, masyarakat Kabupaten Pasuruan, khususnya di Kecamatan Bangil, semakin sadar dan siap dalam menghadapi situasi darurat serta terus terjaga dalam keadaan aman dan tenteram,” pungkas Febri menutup malam yang tak hanya memikat telinga, tapi juga menyentuh hati.
(Arya)