Distribusi ini dilakukan setelah banjir merusak dan mencemari sumber air bersih warga. Sumur-sumur tak lagi layak pakai, sementara jaringan air bersih lumpuh, membuat ribuan warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
Hasil asesmen lapangan menunjukkan dampak yang signifikan. Di Desa Bukit Tempurung, bantuan air bersih menjangkau 160 kepala keluarga (700 jiwa). Desa Benua Raja menerima distribusi untuk sekitar 500 KK (3.000 jiwa). Sementara di Desa Perdamaian, air bersih dimanfaatkan oleh 800 KK dengan total 1.500 jiwa.
Relawan PMI, Ichsan Maulana P, menegaskan bahwa air bersih merupakan kebutuhan paling krusial pascabencana.
“Pasca banjir, sarana air bersih warga tidak bisa digunakan. Melalui distribusi ini, PMI berupaya membantu masyarakat agar tetap dapat memenuhi kebutuhan air bersih dan menjaga kesehatan,” ujarnya.
Ketersediaan air bersih menjadi faktor vital dalam mencegah munculnya penyakit berbasis lingkungan seperti diare dan penyakit kulit, yang kerap mengintai di tengah kondisi pascabencana.
PMI menegaskan komitmennya untuk terus hadir mendampingi masyarakat terdampak melalui layanan kemanusiaan yang berkelanjutan. Pemantauan dan asesmen lanjutan akan terus dilakukan, disertai koordinasi lintas pihak, guna memastikan kebutuhan dasar warga khususnya air bersih tetap terpenuhi hingga kondisi berangsur pulih.
Hafidh - Arya

