MUHARRAM ART & CULTURE 2025

MERIAHKAN TAHUN BARU ISLAM DI BEJI DENGAN SEMANGAT KEBANGSAAN DAN KEBUDAYAAN


Pasuruan, Seputarperistiwanews.com – Semarak Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H terasa berbeda di Dusun Luwung, Desa Beji, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Minggu (13/7). warga tumpah ruah di lapangan Gelora Tunas Muda untuk mengikuti Konser Kebangsaan Bela Negara: Muharram Art & Culture 2025, sebuah perayaan yang memadukan nilai-nilai keislaman, budaya lokal, semangat kebangsaan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Diselenggarakan atas inisiatif Karang Taruna Desa Beji bersama Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Pasuruan, acara ini menjadi panggung ekspresi kultural sekaligus ruang refleksi sosial bagi masyarakat Beji.

Rangkaian acara dimulai sejak siang hari dengan pertunjukan kesenian tradisional khas Pasuruan, seperti atraksi Bantengan Putra Rengganis, lantunan Sholawat Padang Howo feat Anisah Rachma, Drumband, hingga Al-Banjari dari Fatayat Beji. Tak hanya menjadi hiburan, sajian seni ini menjadi simbol pelestarian budaya yang bersinergi dengan nilai spiritual Islam.

Puncak kemeriahan terjadi saat sejumlah warga, dari anak-anak hingga orang tua mengikuti Pawai Obor yang menyusuri dusun dengan semangat kebersamaan. Obor-obor menyala serempak, menyimbolkan harapan dan cahaya baru dalam menyongsong tahun Hijriah 1447 H.


Dalam suasana penuh kehangatan, para tokoh masyarakat turut hadir. Di antaranya anggota DPR RI Dra. Hj. Anisah Syakur, M.Ag, anggota DPRD Kabupaten Pasuruan H. Sa’ad Mu’afi, S.H., Hamid, ketua BPD Beji, serta Forkopimcam dan Kepala Desa Beji Elok Dwi NBS, S.H., M.Hum yang diwakili dalam kesempatan tersebut karena sedang menunaikan ibadah haji.

Dalam sambutannya, Hj. Anisah Syakur menekankan pentingnya menjadikan Muharram sebagai momentum hijrah sosial dan pembentukan karakter generasi muda.

“Hijrah Rasulullah bukan sekadar perpindahan tempat, tapi juga membangun masyarakat yang adil, damai, dan menghargai perbedaan. Nilai-nilai ini harus terus kita tanamkan di tengah tantangan zaman seperti narkoba, judi online, dan kekerasan remaja,” tegasnya.

Sebagai bentuk edukasi kebangsaan, Anisah juga memberikan hadiah kepada anak-anak yang mampu menghafal teks Pancasila dan mengisahkan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. Aksi ini disambut hangat oleh masyarakat, menjadi contoh konkrit pembelajaran nilai secara langsung di tengah perayaan.


Sementara itu, H. Sa’ad Mu’afi memuji kekompakan masyarakat dalam menyukseskan acara yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menyentuh berbagai aspek penting seperti pelestarian budaya, pemberdayaan ekonomi, dan bela negara berbasis budaya.

“Ini bukan sekadar perayaan, tapi bentuk nyata bagaimana budaya dan agama bisa menjadi alat bela negara,” ujarnya.


Salah satu aspek paling menyentuh dari acara ini adalah pemberian santunan kepada anak-anak yatim piatu. Ini menunjukkan bahwa perayaan keagamaan bukan hanya soal ritual, tetapi juga implementasi nilai kepedulian sosial.

Selain itu, bazar UMKM yang digelar sepanjang acara menjadi daya tarik tersendiri. Puluhan pelaku usaha lokal menampilkan produk kuliner, kerajinan, dan fashion, memperlihatkan geliat ekonomi warga yang mulai bangkit.

Ketua Karang Taruna Beji, M. Yahya (Oggy), menyampaikan rasa syukurnya atas kesuksesan acara yang telah direncanakan berbulan-bulan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemuda, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun desa.

“Dengan acara ini, UMKM lokal bisa tumbuh dan budaya kita bisa tetap lestari. Ini adalah bentuk nyata bela negara dari desa,” tuturnya.

Menjelang malam, pengunjung disuguhi tayangan edukatif tentang kalender Hijriah, dilanjutkan dengan penampilan musik dari Band Padhang Howo yang menutup acara dengan nuansa hangat dan penuh harapan.


Muharram Art & Culture 2025 tidak hanya menjadi pesta rakyat, tapi juga ruang edukatif dan kolaboratif. Sebuah refleksi bahwa Islam, budaya, dan kebangsaan bisa berjalan beriringan, bahkan bersinergi, membentuk masyarakat yang berkarakter, mandiri, dan harmonis.

(ARYA)

Lebih baru Lebih lama